Sebenarnya aku bukan tidak mau mengungkapkan apa yang ada di otakku. Cuma banyak pengalaman yang membuatku memilih untuk tidak buka suara kecuali untuk hal-hal bersifat umum dan netral. Untuk hal yang sifatnya sensitif, aku memang lebih memilih orang yang aku percaya.
aku memilih diam dan tidak berkomentar. Bukan karena benci atau tidak suka, aku memilih diam bukannya tidak ingin berkisah dan tertawa bersama. Tapi semata" karena aku tidak mahir dalam bahasa verbal, cuek terhadap penilaian orang terhadapku Tapi dalam diam aku berharap tidak ada salah paham yang tercipta.
Karena toh, tidak semua orang paham dan mengerti sikap orang-orang yang ada di sekelilingnya dan tidak ada kewajiban orang untuk menyukai kita
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
loading...
Arsip Blog
-
▼
2011
(29)
-
▼
Oktober
(22)
- 100 Hari Saja
- Pernahkah anda menatap orang-orang terdekat anda s...
- “Shi Sang Chi You Mama Hau”
- Air Mata Papa
- Jangan Mimpi Tinggi-tinggi, Nanti Kalau Jatuh, Str...
- LENTERA JIWA oleh Andy F. Noya
- Udah Tahu Belum Pesan Monyet Buat Kita
- Maaf
- Ayam Negeri dan Ayam Kampung
- Kisah di balik jengkol dan gigi palsu
- SECUIL HARAPAN
- DOA Itu Punya Kuasa (kisah nyata)
- Tetap Semangat (Keep spirit)
- ''Berikan kepada saya 100 peti mati, 99 untuk koru...
- Gak selamanya Diam itu Emas
- Sebuah Perasaan Yang Gak Jelas
- Motivasi buat “MAHASISWA” oleh Mario Teguh dan kaw...
- Beda antar Cinta, Suka, dan Sayang
- Takut, tapi aku bisa apa..???
- Kumpulan Kata - Kata Motivasi
- Tentang Cinta
- KATA - KATA MUTIARA DARI SPONGBOB SQUAREPANTS
-
▼
Oktober
(22)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar