Selasa, 02 Agustus 2011

Terima Kasih Atas Rancangan-MU BAPA

Kadang aku hanya bisa protes atas semua yang telah terjadi dalam hidupku... Katanya apa yang kau tabur itulah yang kau tuai, selama ini aku merasa aku telah menabur yang baik. Tetapi mengapa aku mendapatkan yang buruk, sesuatu yang membuatku tidak karu-karuan, sesuatu yang membuat hidupku hampa, tanpa titik tanpa koma...


Tapi ternyata apa yang aku pikirkan tidak selamanya benar, apa yang aku anggap tidak baik bagiku sebenarnya adalah sebuah pembelajaran yang sangat berharga bagiku. Segala yang terlihat baik dengan mata jasmani, malahan belum tentu itulah yang terbaik. Tapi saat aku melihat yang terlihat dengan mataku adalah yang tidak baik, tapi aku bukan lagi melihat dengan mata jasmaniku melainkan dengan mata hatiku, segalanya indah, segalanya mendatangkan kebaikan bagi hidupku...


Kadang aku merasa, semua yang aku dapatkan adalah sebuah ketidakadilan. Katanya apa yang kau tabur itulah yang kau tuai, selama ini aku merasa aku telah menabur yang baik, tetapi mengapa aku mendapatkan sebuah ketidakadilan, ya sesuatu yang membuatku merasa bahwa dunia ini penuh dengan kepalsuan dan kebohongan...


Tapi ternyata apa yang aku pikirkan tidak selamanya benar, toh Tuhan sendiri yang berkata bahwa hanya DIA sendirilah yang adil, dan di dunia ini tidak ada yang adil. Ya, berarti saat aku menuntut dunia ini memberikan sebuah keadilan yang aku dapat hanya sebuah usaha sia-sia...


Beberapa hari-hari terakhir ini aku berpikir, haruskah aku menjadi seseorang yang bebas dari kesalahan untuk dapat diterima oleh semua orang, sehingga seringkali aku merasa sangat takut untuk melakukan sebuah kesalahan, aku takut diriku mengecewakan orang lain.Tetapi yang ada aku tertekan, aku depresi, karena aku hanyalah seorang manusia yang tidak pernah akan sempurna. Aku bersyukur, aku masih menjadi seorang manusia yang bebas untuk melakukan kesalahan, toh dengan melakukan kesalahan aku jadi tau bagaimana konsekuensinya saat jatuh dalam sebuah kesalahan. Dengan tahu konsekuensi itu, maka aku akan belajar untuk tidak jatuh lagi dalam kesalahan yang sama. Ya aku belajar menjadi seorang yang lebih bijaksana saat aku pernah jatuh dalam kesalahan...


Kadang aku merasa lelah dengan hidup ini, aku merasa nada-nada hidupku begitu saja, tanpa warna-warni, tanpa asa, tanpa rasa...


Tapi aku bersyukur aku sempat merasa lelah, dengan begitu aku bisa istirahat sejenak, menenangkan diriku, dan akupun bisa kembali menikmati perjuangan hidupku. Aku bersyukur jalan hidupku tidaklah selalu mulus, tidaklah selalu seperti yang aku harapkan, bahkan kisah hidupku diizinkan Tuhan untuk mengalami goncangan...


Ya aku bersyukur, karena dengan demikian aku bisa belajar untuk jadi pribadi yang kuat, tanpa keluh, tanpa kesah, yang ada hanyalah sebuah keikhlasan untuk menjalani hari-hariku. Ya setiap masalah yang datang, setiap kesulitan yang datang, membuatku dapat menilai segala sesuatu dengan lebih dekat, tanpa rasa untuk menghakimi, tanpa adanya pemikiran bahwa dirikulah yang paling benar, tidak...tidak seperti itu, ya kini aku mulai bisa berpikir panjang, mengendalikan emosi, melatih kesabaran. Walau saat ini aku masih tetap manusia yang tidak sempurna, tapi aku bersyukur, aku dapat belajar untuk naik tingkat lagi...


Kadang aku merasa hidup ini penuh dengan tanda tanya, apakah aku bisa menjadi seorang yang sukses, bagaimana dengan masa depanku? Akan jadi apa aku nanti? Siapa pasangan hidupku?


Tetapi semakin aku berpikir, yang kudapat hanyalah segumpal tanda tanya yang lebih besar. Toh, memang manusia tidak dapat meramalkan apa yang terjadi dengan masa depannya. Tapi aku bersyukur, aku tidak dapat mengetahui apa yang terjadi pada masa depanku, karena dengan tidak mengetahuinya aku menjadi lebih bersemangat untuk berjuang terus, berusaha keras untuk menjadi yang terbaik agar masa depanku indah adanya.Mungkin kalau saat ini aku mengetahui masa depanku seperti apa, yang ada hanyalah aku semakin tertekan, depresi, atau bahkan berhenti berjuang untuk mendapatkan masa depan yang lebih baik..


Aku memang dirancang Tuhan bukan menjadi seekor burung yang bisa pergi ke sana ke sini dengan bebasnya. Aku diciptakan dengan tidak memiliki sayap berarti aku memang harus tetap tinggal di sini, menghadapi berbagai persoalanku dan menang atas setiap persoalan-persoalan tersebut...

Memaknai Arti Mengeluh



Mengeluh membuatku kehilangan sesuatu yang berharga (Damai Sejahtera)


Sebuah kata sederhana yang mungkin jarang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari, tetapi seringkali kita praktekkan langsung baik secara sadar maupun tidak sadar. Beberapa waktu lalu saya berkumpul dengan teman-teman. Seperti biasanya kami membicarakan mengenai masalah kuliah, masa lalu, dan berbagai macam hal lainnya.


Setelah pulang saya baru tersadar, bahwa kami satu sama lain saling berlomba untuk memamerkan keluhan kami masing-masing seolah-olah siapa yang paling banyak mengeluh dialah yang paling hebat.


"Co.Ass yang menyebalkan, Jadwal praktikum yang padat. Sekalian saja suruh menginap di kampus!"


"Pekerjaan rumah menumpuk, padahal kan masih banyak banget laporan yang harus dikerjakan."


"Dosen yang membosankan."


"Uang saku yang sudah habis."


"Cari pinjaman gk ada yang mau ngasih."


"Utang di warung yang semakin membengkak."


Kita semua sering melakukan hal tersebut setiap saat tanpa menyadarinya.


Tahukah Anda semakin sering kita mengeluh, maka semakin sering pula kita mengalami hal tersebut. Sebagai contohnya, salah satu teman baik saya selalu mengeluh mengenai pekerjaan dia. Sudah beberapa kali dia pindah kerja dan setiap kali dia bekerja di tempat yang baru, dia selalu mengeluhkan mengenai atasan atau rekan-rekan sekerjanya.


Sebelum dia pindah ke pekerjaan berikutnya dia selalu ribut dengan atasan atau rekan sekerjanya. Seperti yang bisa kita lihat bahwa terbentuk suatu pola tertentu yang sudah dapat diprediksi, dia akan selalu pindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan berikutnya sampai dia belajar untuk tidak mengeluh.


Mengeluh adalah hal yang sangat mudah dilakukan dan bagi beberapa orang hal ini menjadi suatu kebiasaan dan parahnya lagi mengeluh menjadi suatu kebanggaan. Bila Anda memiliki dua orang teman, yang pertama selalu berpikiran positif dan yang kedua selalu mengeluh, Anda akan lebih senang berhubungan dengan yang mana?


Menjadi seorang yang pengeluh mungkin bisa mendapatkan simpati dari teman kita, tetapi tidak akan membuat kita memiliki lebih banyak teman dan tidak akan menyelesaikan masalah kita, bahkan bisa membuat kita kehilangan teman-teman kita.


Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa kita mengeluh? Kita mengeluh karena kita kecewa bahwa realitas yang terjadi tidak sesuai dengan harapan kita. Bagaimana kita mengatasi hal ini. Caranya sebenarnya gampang-gampang susah, kita hanya perlu bersyukur.


Saya percaya bahwa di balik semua hal yang kita keluhkan PASTI ADA hal yang dapat kita syukuri.


Sebagai ilustrasi, Anda mengeluhkan masalah kuliah Anda. Tahukah Anda berapa banyak jumlah lulusan SLTA di Indonesia yang tidak bisa melanjutkan ke bangku kuliah?


Sekarang ini tamatan SLTA lebih memilih melamar kerja ketimbang melanjutkan kuliah karena terbentur masalah biaya.


Bersyukurlah karena orangtua memberikan Anda kesempatan untuk kuliah. jika anda lebih rajin maka orangtua Anda akan dengan bangga menceritakan kepada tetangga bahwa anaknya mendapatkan IP yang baik.


Jika anda penerima beasiswa dari perusahaan. Bersyukurlah karena perusahaan Anda telah memberikan kesempatan untuk Anda mendapatkan beasiswa untuk kuliah. Mungkin dengan Anda lebih rajin siapa tahu Anda bisa mendapatkan bonus saat masih kuliah, & promosi lebih cepat ketika anda sudah bekerja.


Anda mengeluh dengan pekerjaan Anda?
Tahukah Anda berapa banyak jumlah pengangguran yang ada di Indonesia?


Sekarang ini hampir 60% orang pada usia kerja produktif tidak bekerja, jadi bersyukurlah Anda masih memiliki pekerjaan dan penghasilan. Atau Anda mengeluh karena disuruh lembur atau disuruh melakukan kerja ekstra. Tahukah Anda bahwa sebenarnya atasan Anda percaya kepada kemampuan Anda? Kalau Anda tidak mampu tidak mungkin atasan Anda menyuruh Anda lembur atau memberikan pekerjaan tambahan.


Bersyukurlah karena Anda telah diberikan kepercayaan oleh atasan Anda. Mungkin dengan Anda lebih rajin siapa tahu Anda bisa mendapatkan promosi lebih cepat dari yang Anda harapkan.


Bersyukurlah lebih banyak dan percayalah hidup Anda akan lebih mudah dan keberuntungan senantiasa selalu bersama Anda, karena Anda dapat melihat hal-hal yang selama ini mungkin luput dari pandangan Anda karena Anda terlalu sibuk mengeluh.


Cobalah dengan:
1. Bersyukurlah setiap hari setidaknya satu kali sehari. Bersyukurlah atas kuliah Anda, pekerjaan Anda, kesehatan Anda, keluarga Anda atau apapun yang dapat Anda syukuri. Ambilah waktu selama 10-30 detik saja untuk bersyukur kemudian lanjutkan kembali kegiatan Anda.
2. Jangan mengeluh bila Anda menghadapi kesulitan tetapi lakukanlah hal berikut ini. Tutuplah mata Anda, tarik nafas panjang, tahan sebentar dan kemudian hembuskan pelan-pelan dari mulut Anda, buka mata Anda, tersenyumlah dan pikirkanlah bahwa suatu saat nanti Anda akan bersyukur atas semua yang terjadi pada saat ini.
3. Biasakan diri untuk tidak ikut-ikutan mengeluh bila Anda sedang bersama teman-teman yang sedang mengeluh dan beri tanggapan yang positif atau tidak sama sekali.. Selalu berpikir positif dan lihatlah perubahan dalam hidup Anda.


Semakin banyak Anda bersyukur kepada Tuhan atas apa yang Anda miliki, maka semakin banyak hal yang akan Anda miliki untuk disyukuri.

Seorang Mahasiswa mematahkan pernyataan seorang profesor

Seorang Profesor dari sebuah universitas terkenal menantang mahasiswa-mahasiswa nya dengan pertanyaan ini, "Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada?".
Seorang mahasiswa dengan berani menjawab, "Betul, Dia yang menciptakan semuanya".
"Tuhan menciptakan semuanya?" Tanya professor sekali lagi. "Ya, Pak, semuanya" kata mahasiswa tersebut.
Profesor itu menjawab, "Jika Tuhan menciptakan segalanya, berarti Tuhan menciptakan Kejahatan. Karena kejahatan itu ada, dan menurut prinsip kita bahwa pekerjaan kita menjelaskan siapa kita, jadi kita bisa berasumsi bahwa Tuhan itu adalah kejahatan".
Mahasiswa itu terdiam dan tidak bisa menjawab hipotesis professor tersebut. Profesor itu merasa menang dan menyombongkan diri bahwa sekali lagi dia telah membuktikan kalau Agama itu adalah sebuah mitos.
Mahasiswa lain mengangkat tangan dan berkata, "Profesor, boleh saya bertanya sesuatu?".
"Tentu saja," jawab si Profesor,
Mahasiswa itu berdiri dan bertanya, "Profesor, apakah dingin itu ada?"
"Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja dingin itu ada.
Kamu tidak pernah sakit flu?" Tanya si professor diiringi tawa mahasiswa lainnya.
Mahasiswa itu menjawab, "Kenyataannya, Pak, dingin itu tidak ada.
Menurut hukum fisika, yang kita anggap dingin itu adalah ketiadaan panas. Suhu -460F adalah ketiadaan panas sama sekali. Dan semua partikel menjadi diam dan tidak bisa bereaksi pada suhu tersebut. Kita menciptakan kata dingin untuk mendeskripsikan ketiadaan panas."
Mahasiswa itu melanjutkan, "Profesor, apakah gelap itu ada?" Profesor itu menjawab, "Tentu saja itu ada."
Mahasiswa itu menjawab, "Sekali lagi anda salah, Pak.
Gelap itu juga tidak ada. Gelap adalah keadaan dimana tidak ada cahaya. Cahaya bisa kita pelajari, gelap tidak.
Kita bisa menggunakan prisma Newton untuk meme-cahkan cahaya menjadi beberapa warna dan mempelajari berbagai panjang gelombang setiap warna. Tapi Anda tidak bisa mengukur gelap. Seberapa gelap suatu ruangan diukur dengan berapa intensitas cahaya di ruangan tersebut. Kata gelap dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan cahaya."
Akhirnya mahasiswa itu bertanya, "Profesor, apakah kejahatan itu ada?"
Dengan bimbang professor itu menjawab, "Tentu saja, seperti yang telah kukatakan sebelumnya.
Kita melihat setiap hari di Koran dan TV. Banyak perkara kriminal dan kekerasan di antara manusia. Perkara-perkara tersebut adalah manifestasi dari kejahatan."
Terhadap pernyataan ini mahasiswa itu menjawab, "Sekali lagi Anda salah, Pak.
Kajahatan itu tidak ada. Kejahatan adalah ketiadaan Tuhan. Seperti dingin atau gelap, kajahatan adalah kata yang dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan Tuhan.
Tuhan tidak menciptakan kajahatan. Kajahatan adalah hasil dari tidak adanya kasih Tuhan dihati manusia. Seperti dingin yang timbul dari ketiadaan panas dan gelap yang timbul dari ketiadaan cahaya."
Profesor itu terdiam.
Anda taw siapa nama mahasiswa itu?????
Nama mahasiswa itu adalah "Albert Einstein" .
loading...